Pemindahan Kekuasaan Medan Mandala
Wilayah Indonesia tadinya berada dalam komando Barat Daya Pasifik (S.W.P.A) di bawah Jenderal MacArthur. Tetapi menurut ketentuan Persetujuan Postdam sejak tanggal 15 Agustus 1945 digeser ke dalam Komando Asia Tenggara (S.E.A.C) di bawah Laksamana Lord Louis Mountbatten. Menurut Howard Jones hal itu terjadi karena desakan Presiden Roosevelt yang tidak menginginkan pasukan Amerika Serikat terlibat dalam soal pengembalian daerah jajahan Belanda.
Pemindahan kekuasaan medan mandala itu diputuskan tanpa memberitahukan pemerintah Belanda dan karena itu pemerintah Belanda merasa dilangkahi. Hal tersebut terjadi karena waktu yang mendesak dan latar belakang sejarah peperangan di Asia Tenggara. Pada waktu pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada bala tentara Jepang tahun 1942, Belanda pun melakukan hal yang sama tanpa memberitahu lebih dahulu sekutu-sekutunya, tentara Inggris, Australia dan Amerika Serikat di Pulau Jawa, sedangkan mereka masih bersiap-siap untuk bertempur terus melawan tentara Jepang.
Di pihak Belanda terdapat dua macam pandangan tentang pemindahan Indonesia dari Komando Barat Daya Pasifik ke Komando Asia Tenggara. Van Mook dan van Kleffens masing-masing menjabat sebagai Menteri Jajahan dan Menteri Luar Negeri Belanda dalam Kabinet Gerbrandy. Semasa perang dia menyatakan bahwa mereka lebih menyukai bila Indonesia tetap berada di bawah juridiksi Amerika Serikat, karena Komando Barat Daya Pasifik mempunyai kapal-kapal transpor, pesawat terbang dan angkatan darat lebih banyak daripada Komando Asia Tenggara. Hubungan pribadi Van Mook dan Jenderal MacArthur berjalan baik karena kerjasama yang pernah dilakukan pada waktu pengambilalihan kekuasaan di Irian (New Guinea) dari tangan Amerika Serikat kepada pemerintah Hindia Belanda.
Sedangkan Perdana Menteri Gerbrandy dan anggota-anggota kabinet lainnya menyatakan bahwa pemindahan kekuasaan kepada Inggris secara politis akan lebih menguntungkan, jarena Amerika Serikat tidak akan bersedia membantu Belanda mengembalikan tanah jajahannya kapada Belanda.
No comments:
Post a Comment