Translate

Tuesday, January 6, 2015

PERSENTUHAN DIPLOMATIK BANTEN DENGAN BELANDA

Tahun 1596 ekspedisi dagang Belanda pertama di bawah pimpinan Cornelis Houtman dan Pieter de Keyser tiba di Banten, bertepatan dengan persiapan Banten untuk menyerang Palembang. Banten minta kepada Belanda meminjam kapal-kapal untuk mengangkut tentaranya dengan sewa memadai. Permintaan ini ditolak dengan alasan bahwa mereka datang untuk berdagang dan setelah selesai akan kembali karena khawatir akan diserang kapal-kapal Portugis. Namun pada waktu pasukan Banten kembali dari Palembang, kapal-kapal Belanda masih berada di Banten, menunggu panen lada dengan harapan harganya akan lebih murah. Alasan ini dan ditambah dengan tindakan perampokan terhadap kapal dari Jawa yang penuh dengan lada, menimbulkan kemarahan Banten. Hasil rampokan itu dibawa pergi oleh Belanda sambil menembaki kota Banten. Sebagai tindakan balasan, Banten menyerbu kapal-kapal Belanda dan menangkap Cornelis Houtman beserta delapan anak buahnya. Cornelis Houtman kemudian dilepas dengan tebusan 45.000 Gulden dan diusir dari Banten.

Tahun 1598 ekspedisi kedua Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck, van Waerwijk dan van Heemskerk, tiba di Banten. Belajar dari pengalaman pertama yang merugikan, Belanda mohon audiensi pada Sultan. Dengan membawa hadiah piala berkaki emas sebagai tanda persahabatan, Jacob van Neck menghadap Sultan Abdul Mafakir. Bujukan kepada Jacob van Neck untuk membantu tentara Banten dalam penyerangan ke Palembang diajukan lagi, dengan imbalan lada sebanyak dua kapal penuh. Walaupun pada dasarnya terdapat kesepakatan, namun rencana ini tidak terlaksana karena pertetangan mengenai cara pembayarannya. Jacob van Neck dengan tipu muslihatnya berhasil meninggalkan Banten dengan tiga kapal penuh muatan lada. Keberhasilan kedua ekspedisi dagang Belanda ini meningkatkan perdagangan Belanda dengan Kepulauan Nusantara. Dalam tahun 1602 tercatat 65 kapal kembali ke Negeri Be;anda dengan muatan penuh dari Nusantara.

Melihat peningkatan perdagangan dengan Belanda, Portugis mengutus wakilnya dari Malaka dengan membawa hadiah uang 10.000 Real dengan berbagai perhiasan untuk Sultan Banten dengan permintaan agar Banten memutuskan hubungan dagang dengan Belanda, merusak kapal-kapal Belanda dan mengusir Belanda dari Banten. Di samping itu armada Portugis akan mengadakan pembersihan terhadap kapal-kapal Belanda di perairan Banten. Hadiah-hadiah Portugis semua diterima namun secara rahasia keinginan Portugis disampaikan kepada Belanda.

Persekongkolan Mangkubumi Banten diketahui Portugis, yang menuntut pengembalian semua pemberian, hal mana ditolak oleh Mangkubumi.

No comments:

Post a Comment