Translate

Monday, January 5, 2015

KERAJAAN SINGHASARI

Sejarah kerajaan Singhasari berkisar pada cerita Ken Angrok dan Ken Dedes dan sejarahnya juga ditandai bunuh-membunuh dalam keluarga. Ken Angrok hanya memerintah dari 1222 - 1227 dan mati dibunuh oleh anak Ken Dedes. Demikian seterusnya bunuh-membunuh sampai Kartanegara menjadi raja Singhasari.

Raja Kartanegara terkenal dalam bidang politik maupun keagamaan. Dalam bidang keagamaan dia sangat menonjol dan dikenal sebagai seorang penganut agama Siwa dan Buddha. Agama Buddha yang dianutnya adalah Buddha aliran Tantrajaya.

Dalam bidang politik dia terkenal sebagai raja yang mempunyai gagasan perluasan cakrawala yang meliputi seluruh wilayah Nusantara. Dia mencita-citakan perluasan wilayah kekuasaan dan pengaruhnya, khususnya ke luar Pulau Jawa dengan mengadakan hubungan persahabatan dengan negara-negara lain. Untuk melaksanakan cita-cita itu, dia melancarkan ekspedisi-ekspedisi ke luar Pulau Jawa : 

Tahun 1275 dia mengirim sebuah ekspedisi ke Malayu, yang berhasil menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan Malayu,

Tahun 1284 mengirim ekspedisi ke Bali.

Beberapa daerah di luar Pulau Jawa kemudian berlindung dan tunduk kepada Raja Kartanagara.

Khususnya ekspedisi ke Malayu sebenarnya dilakukan Kartanagara dalam rangka pelaksanaan politik luar negeri Singhasari untuk menghadapi ekspansi Mongol yang dilancarkan Kubhilai Khan ke Asia Tenggara.

Kerajaan Malayu pada waktu itu telah menguasai jalan perdagangan di Selat Malaka, tetapi telah pula dipengaruhi kekuasaan Mongol. Dengan latar belakang ini, tujuan ekspedisi ke Malayu tersebut adalah membuat perjanjian persahabatan antara Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Malayu untuk membentuk bendteng pertahanan menghadapi ekspansi Mongol. Tetapi pengaruh Mongol ke Asia Tenggara ternyata sudah tak dapat dibendung lagi. Pada tahun 1281 tentara Mongol menyerbu Campa dan tahun 1287 Pagan jatuh ke tangan Mongol.

Kubhilai Khan telah beberapa kali mengirim perutusannya ke Singhasari berturut-turut tahun 1280, 1281, 1286 dan 1289, untuk minta pengakuan dari Raja Kartanagara. Perutusan terakhir yang datang dengan armada yang dipimpin Meng-Ch'i ditolak Kartanagara dengan tindakan keras, yaitu memotong hidung dan telinga Meng-Ch'i. Setelah perutusan kembali ke negerinya tentu saja Kubhilai Khan sangat marah atas penghinaan yang dialami perutusannya lalu mengirim armada yang kuat untuk menghukum raja Singhasari. Armada Cina sampai di Pulau Jawa tahun 1293, namun yang dicari, Raja Kartanagara, telah wafat tahun 1292.

Di Singhasari tahun 1292 terjadi perebutan kekuasaan oleh Raja Kadiri, Jayakatwang. Dalam pertempuran, Kartanagara gugur. Raden Wijaya yang memimpin pasukan Singhasari mengungsi ke Madura untuk meminta bantuan Wiraraja, Adipati Sumenep. Mereka mengadakan persiapan untuk merebut kembali kekuasaan dari Jayakatwang.

Bertepatan dengan persiapan Raden Wijaya dan Wiraraja sampai pula armada Mongol dengan pasukan-pasukan. Tentara Mongol dipimpin Shih-pi, Kauhsing dan Ike Mese. Sebagian tentara Mongol mendarat di Tuban dan sebagian lagi di Sedayu. Tentara Mongol yang bergabung dengan pasukan Raden Wijaya - Wiraraja mengalahkan pasukan Kediri dan Raja Jayakatwang dibunuh pasukan Mongol. Setelah itu Raden Wijaya berbalik menyerang pasukan Mongol dan mengusirnya dari Pulau Jawa.

Pada tahun 1293 Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja Majapahit bergelar Kartarajasa Jayawardhana dan memerintah sampai 1309.

No comments:

Post a Comment