Translate

Tuesday, January 6, 2015

KERAJAAN MATARAM

Mengenai persentuhan diplomatik Mataram dapat dikemukakan beberapa kejadian :
  1. Pada tahun 1675 Mataram diserang pasukan Kerajaan Makassar yang dapat dipukul mundur dan meninggalkan Jawa dengan bantuan Belanda.
  2. Bantuan Belanda diminta oleh Amangkurat II (1677-1703) waktu menghadapi pemberontakan Trunajaya dari Madura, yang merasa juga berhak atas tahta Mataram. Pemberontakan dapat ditumpas dan Amangkurat II naik tahta.
  3. Demikian juga Amangkurat IV di tahun 1719 mendapat bantuan Belanda untuk menumpas pemberontakan. Pangeran Purbaya dari Blitar dan Pangeran Arya Mataram, karena mereka pun merasa berhak atas tahta Mataram. Sebagai imbalan, daerah kekuasaan Belanda di Jawa bertambah luas.
  4. Sebaliknya, bantuan Belanda dan Perancis di tahun 1812, ketika perang Napoleon berkecamuk di Eropa, tidak berhasil membela Sultan Hamengku Buwono II di Yogyakarta terhadap serangan Inggris. Sultan Hamengku Buwono II ditangkap dan meninggal dalam pengasingan. Yogyakarta dan seluruh Pulau Jawa dikuasai Inggris di bawah Letnan Gubernur Sir Stamford Raffles. Tetapi tahun 1816 usai perang Napoleon di eropa, segalanya harus dikembalikan kepada Belanda, yang sementara itu sudah menguasai Jawa. Oleh karena itu Pangeran Diponegoro berhadapan langsung dengan pasukan Belanda, waktu memulai pemberontakan tahun 1825. Belanda menipu Diponegoro untuk berunding, tetapi di tempat pertemuan Diponegoro ditangkap dan dibuang ke Makasar tahun 1830.

No comments:

Post a Comment