Jauh sebelum perhitungan tahun Masehi para pedagang India telah datang ke Nusantara untuk mencari rempah-rempah. Hubungan ini berjalan selama tujuh abad. Dan karena para pendatang membaur dan mengadakan perkawinan di kalangan penguasa setempat, keturunan mereka mengisi golongan penguasa. Hal itu menjadikan pengaruh India menjadi dominan pada waktu itu.
Sumber lain menjelaskan bahwa perpindahan penduduk dilakukan oleh orang Melayu yang berasal dari Asia Tengah yang juga telah terjadi sebelum Masehi. Kepindahan penduduk tidak terjadi sekaligus, tetapi berangsur-angsur dan mengambil jarak selama beberapa kurun waktu. Kemungkinan kurun pertama dimulai kurang lebih 300 tahun sebalum Masehi, di waktu terjadi ekspansi Iskandar Zulkarnaen (Alexander The Great), yang menyerang lembah sungai Gangga. Dalam pembauran bangsa-bangsa itu terjadi pula percampuran darah. Sedangkan keturunan bangsa-bangsa itulah uang disebutkan bangsa Melayu Indonesia, Melanesia, Polinesia, Mikronesia atau dengan nama umumnya Austronesia.
Persentuhan dalam bidang-bidang agama berlaku dalam suasana relatif damai. Golongan-golongan agama hidup berdampingan dengan damai, karena kenyataan berkembang rasa toleransi yang cukup tinggi :
Pendatang yang membawa agama Hindu datang ke Kepulauan Nusantara antara lain melalui Aceh dan melalui Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat (Bali, Lombok).
Agama Buddha masuk pada abad ke-6, Candi Borobudur dan banyak candi kecil lainnya dibangun di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada permulaan abad ke-8 para pendatang membawa agama Islam yang mengalami penyebaran pesat ke seluruh wilayah Kepulauan Nusantara.
Dalam abad ke-11 berdiri kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara bertempat di Perlak (Aceh Timur). Kesamaan agama juga mendorong berkembanganya hubungan yang cukup erat antara kerajaan-kerajaan Islam di Kepulauan Nusantara dan antara kerajaan Nusantara dengan beberapa negara Timur Tengah, antara lain Turki dan Persia (Iran).
No comments:
Post a Comment