Translate

Monday, January 5, 2015

METODA DIPLOMASI

Diplomasi dilaksanakan dalam suasana damai atau perang melalui pelbagai bentuk pertemuan : konferensi, konvensi, perundingan dan lain sebagainya.

Masing-masing mempunyai tata cara, strategi serta norma-norma tersendiri yang dapat mempengaruhi seni atau metoda perundingan yang digunakan.

Oleh karena itu, terdapat beberapa istilah metoda diplomasi yang kini lazim dipergunakan :
  1. Open diplomacy : diplomasi terbuka, yang dilakukan dalam perundingan terbuka dan hasilnya segera diumumkan.
  2. Covert diplomacy : adalah diplomasi yang dilakukan oleh satu pihak atau beberapa pihak untuk menciptakan situasi-kondisi yang menguntungkan mereka, sebelum mengadakan perundingan.
  3. Secret diplomacy ; adalah pembicaraan atau perundingan rahasia, di suatu tempat yang dirahasiakan dan hasilnya pun dirahasiakan.
  4. Machiavellian diplomacy : adalah diplomasi berdasarkan pengertian "dihalalkan semua cara untuk mencapai suatu tujuan".
  5. Preventive diplomacy : diplomasi pencegahan.
  6. Conference diplomacy : merupakan bagian dari pengendalian hubungan antara pemerintah dan hubungan antara pemerintah dan organisasi-organisasi antar pemerintah yang terjadi dalam konferensi-konferensi internasional.
  7. Gunboat diplomacy : adalah diplomasi dengan menggunakan ancaman dan mengirim kapal perang.
  8. Pingpong diplomacy : cara pendekatan, misalnya sebelum meningkat pada pembukaan hubungan diplomatik, seperti menyelenggarakan perlombaan pingpong antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina pada masa pemerintahan Nixon.
  9. Humanitarian diplomacy : kerja sama antarbangsa dalam rangka Perserikatan Bangsa-Bangsa atau tidak, untuk memberi bantuan kemanusiaan kepada bangsa yang ditimpa musibah bencana alam, korban perang, para pengungsi dan lain-lain.
  10. Pertemuan diplomatik : diplomatic encounter, yang terdapat dalam tema seminar di Linggajati November 1992: "Pertemuan Diplomatik antara Indonesia dan Belanda ditinjau dari perspektif sejarah" (diplomatic encounters between Indonesia and the Netherlands, seen in historical perspective); maksudnya untuk melihat perundingan-perundingan yang telah diselenggarakan itu dalam suatu konteks sejarah yang luas.
  11. Diplomasi Kebudayaan : adalah kegiatan untuk lebih memperkenalkan Tanah Air melalui kebudayaan Bangsa. Seperti yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia dengan menyelenggarakan Pameran Kebudayaan Indonesia di Amerikaa Serikat (KIAS).
Prof. Dr. Mochtar Kusuma-Atmadja, selaku Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, dalam pidato di Dewan Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tanggal 27 Agustus 1987, dengan judul "Diplomasi Kebudayaan, Diplomasi Perjuangan", menjelaskan sebagai berikut :

"Akhir-akhir ini banyak dibicarakan orang perihal 'Diplomasi Kebudayaan', sebagaimana telah saya jelaskan pada kesempatan lain, sebutan 'Diplomasi Kebudayaan'  sebenarnya keliru atau setidak-tidaknya menyesatkan seolah-olah diplomasi itu ada berbagai macam jenisnya."

"Karena itu saya sebenarnya lebih condong mengatakan bahwa apa yang sedang kita coba kembangkan adalah diplomasi yang menggunakan seni-budaya sebagai salah satu sarananya, atau bahwa kita menambah satu dimensi pada cara melakukan diplomasi dengan menambahkan dimensi seni-budaya."

"Diplomasi Kebudayaan dengan demikian mempunyai tujuan utama membangun citra Indonesia di luar negeri."

"Pertanyaan tentang hubungan diplomasi kebudayaan dan diplomasi perjuangan dapat dijawab bahwa tidak ada pertentangan antara keduanya. Diplomasi kebudayaan bagi bangsa Indonesia pada tahap perkembangannya sekarang ini adalah suatu perjuangan. Suatu perjuangan untuk menunjukkan, bahwa penjajahan yang berlangsung sekian lama, tidak mematikan vitalitas kita sebagai bangsa,dan bahwa sebagai negara yang baru merdeka, kita pun suatu bangsa yang berbudaya dapat memberikan sumbangannya dalam pelbagai aspek kehidupan, tidak saja dalam segi seni-budaya tapi mungkin pula dalam aspek-aspek lain kehidupan manusia."

No comments:

Post a Comment